Jumat, 29 Juli 2011

Kompetensi Vs Attitude

       Instruktur dari PRJ yang cantik dan sekseh waktu membahas tentang maximizing yourself antara lain menyebut tentang kompetensi, yang merupakan gabungan dari ability, skill, dan knowledge. *yang ndak tau artinya bisa nanya mbah gugel buat menerjemahkan* :cool:

       Beliau bilang untuk bisa sukses kompetensi ini harus ditingkatkan semaksimal mungkin sampe kita bisa menjadi The Great One, jangan mau jadi orang yang biasa-biasa saja. *masuk akal*

       Yang jadi perhatian saya waktu sesi itu ada salah seorang peserta bertanya, “apabila ada dua pilihan, yang satu skill dan knowledge-nya tinggi, sedangkan yang satunya lagi rendah hati, baik, attitude-nya bagus, Ibu pilih yang mana?”

       “Untuk bisa berkarir dengan sukses? Tentu saya pilih yang pertama” Jawab instruktur dengan tegas.

Ganti hari giliran intruktur dari ESQ Ary Ginanjar yang memberi pelatihan.

       Kebetulan yang pertama kali disinggung adalah skill, knowledge, dan attitude. Menurut instruktur yang menyuruh senyum 2 cm ke kiri dan 2 cm ke kanan ini berdasarkan riset skill dan knowledge hanya berpengaruh 10%-20% pada kesuksesan seseorang, 80%-90% lainnya ditentukan oleh attitude.

Nah, opo ndak bingung saya sebagai peserta, 2 instruktur dari 2 lembaga yang sama-sama ngetop, memberi pelajaran yang bertolak belakang. :shock:

       Akhirnya saya simpulkan, karena menurut ibu yang cantik dan sekseh dari PRJ attitude itu kalah penting dari kompetensi dan menurut trainer dari ESQ Ary Ginanjar skill dan knowledge kalah penting dari attitude, artinya attitude dan kompetensi itu sama-sama ndak penting untuk keberhasilan karir seseorang. :mrgreen:

Menurut sampeyan, manakah yang lebih penting?

SEJARAH JAVA

       Java kata beberapa pendapat berasal dari nama kota yang ada di Indonesia, dan ada juga beberapa pendapat yang menyatakan lain atau berbeda. Disini sejarah singkat awal mula nama Java. Silahken baca bagi yang berminat hehehehehe…
       Bahasa pemrograman Java pertama lahir dari The Green Project, yang berjalan selama 18 bulan, dari awal tahun 1991 hingga musim panas 1992. Proyek tersebut belum menggunakan versi yang dinamakan Oak. Proyek ini dimotori oleh Patrick Naughton, Mike Sheridan, James Gosling dan Bill Joy, beserta sembilan pemrogram lainnya dari Sun Microsystems. Salah satu hasil proyek ini adalah maskot Duke yang dibuat oleh Joe Palrang. Pertemuan proyek berlangsung di sebuah gedung perkantoran Sand Hill Road di Menlo Park.
       Sekitar musim panas 1992 proyek ini ditutup dengan menghasilkan sebuah program Java Oak pertama, yang ditujukan sebagai pengendali sebuah peralatan dengan teknologi layar sentuh (touch screen), seperti pada PDA sekarang ini. Teknologi baru ini dinamai “*7â?³ (Star Seven). Setelah era Star Seven selesai, sebuah anak perusahaan TV kabel tertarik ditambah beberapa orang dari proyek The Green Project. Mereka memusatkan kegiatannya pada sebuah ruangan kantor di 100 Hamilton Avenue, Palo Alto. Perusahaan baru ini bertambah maju: jumlah karyawan meningkat dalam waktu singkat dari 13 menjadi 70 orang. Pada rentang waktu ini juga ditetapkan pemakaian Internet sebagai medium yang menjembatani kerja dan ide di antara mereka.

;;